Indonesia on Education

Assalamualaikum,wr,wb.

Sewaktu menjadi panitia ICTel 2007, gue sempet ngobrol-ngobrol dengan dosen dari salah satu universitas di Padang pada waktu lunch time.

seperti biasa pasti ngomongin soal kesan-kesan di ICTel, terus gak tau gimana awal mulanya… akhirnya kita ngomongin soal pendidikan di Indonesia.

well, setelah obrolan itu, gue jadi kepikiran salah satu jalan keluar untuk pemecahan masalah di Indonesia.

kalo emang bener Pemerintah mengalokasikan dana sebesar 20% dari APBN untuk pendidikan, kenapa dana itu gak dialokasikan untuk beasiswa mahasiswa-mahasiswa Indonesia.

Okelah dananya untuk memperbaiki sekolah-sekolah di daerah yang keadaannya sudah nyaris tidak bisa digunakan lagi, tapi sepertinya paradigma pemimpin negara ini harus sedikit demi sedikit berubah.

jangan bermimpi untuk menciptakan sekolah gratis (terus terang aja, dalam waktu 5 tahun lagi gue belum yakin kalo sekolah di Indonesia bisa lebih murah). terus terang aja Indonesia tuh belum mampu untuk membiayai sekolah gratis. apalagi setiap ganti kepemimpinan (menteri ganti, presiden ganti, dpr ganti, mpr ganti, dll), pasti arah kebijaksanaannya berubah lagi. gimana kita mo maju kalo gak ada standard procedure yang pasti yang memiliki tujuan akhir yang sama, yang ada setiap ganti menteri berubah lagi tujuannya.

bikin deh dulu… sop yang jelas, kalo perlu tulis semua goals yang ingin dicapai pemerintahan ini yang diharapkan tetap diteruskan oleh pemerintahan selanjutnya. jadi pemimpin baru gak perlu berbuat dari nol.

okelah, balik ke masalah pendidikan. kalo sopnya sudah jelas, tujuan akhirnya jelas. 20% anggaran untuk pendidikan itu salurkan untuk penggalangan beasiswa. bayangkan sekarang mahasiswa Indonesia jumlah banyak, dan mereka berebut untuk meraih beasiswa yang disediakan pihak luar. setelah mereka dapet beasiswa itu mereka kerja di mana? ya di perusahaan asing pastinya, karena yang menghargai keahlian mereka cuma perusahaan asing.

kenapa Indonesia tidak menyaring mahasiswa-mahasiswa terbaiknya, kasih mereka beasiswa buat belajar sebanyak-banyaknya ilmu di negeri lain. kemudian tarik mereka lagi buat kerja di perusahaan-perusahaan milik Indonesia. hasil akhirnya semua tenaga ahli orang Indonesia punya kompetensi yang diakui di dunia internasional, sekaligus dapat menjadi tenaga penggerak ekonomi Indonesia.

gunakan juga uangnya untuk memberangkatkan dosen-dosen mengikuti seminar, simposiu, dll di luar negeri. setelah itu suruh mereka pulang dan menerapkannya di bidang ilmunya masing-masing. jangan malah menterinya yang studi banding, menteri mah gak perlu studi banding. tuntut dosen-dosen untuk semakin banyak mengeluarkan karya ilmiah dan penelitian, biayai peneliti-peneliti kita dan hargai dengan langsung mengaplikasikan hasilnya.

seperti India, pemerintah India tahu dan paham rakyat mereka pintar dan rajin. karena negaranya belum memiliki kampus dengan fasilitas sekelas US dan Uni Eropa, mereka berangkatkan mahasiswa-mahasiswa berprestasinya untuk sekolah di sana, bekerja di sana, setelah beberapa tahun mereka panggil lagi mahasiswa-mahasiswanya. sekarang hasil akhirnya sudah terlihat, US sangat membutuhkan pemuda pemudi India, lihat aja kalo kita beli software kebanyakan developernya itu orang India.

permasalahan utama di Indonesia adalah pendidikan, kalo pendidikan kita maju… maka persoalan lain dapat maju juga…

mudah-mudahan pemimpin kita segera bangun dari tidur panjangnya, amien…